Friday, April 29, 2011
KISAH TRAGIS UNTUK ANDA :(
25 tahun yang lalu, ...
...Inikah nasib? Terlahir sebagai menantu bukan pilihan. Tapi aku dan Kania harus tetap menikah. Itu sebabnya kami ada di Kantor Catatan Sipil. Wali kami pun wali hakim. Dalam tiga puluh menit, prosesi pernikahan kami selesai. Tanpa sungkem dan tabur melati atau hidangan istimewa dan salam sejahtera dari kerabat. Tapi aku masih sangat bersyukur karena Lukman dan Naila mau hadir menjadi saksi. Umurku sudah menginjak seperempat abad dan Kania di bawahku. Cita-cita kami sederhana, ingin hidup bahagia.
22 tahun yang lalu, ...
Pekerjaanku tidak begitu elit, tapi cukup untuk biaya makan keluargaku. Ya, keluargaku. Karena sekarang aku sudah punya momongan. Seorang putri, kunamai ia Kamila. Aku berharap ia bisa menjadi perempuan sempurna, maksudku kaya akan budi baik hingga dia tampak sempurna. Kulitnya masih merah, mungkin karena ia baru berumur seminggu. Sayang, dia tak dijenguk kakek-neneknya dan aku merasa prihatin. Aku harus bisa terima nasib kembali, orangtuaku dan orangtua Kania tak mau menerima kami. Ya sudahlah. Aku tak berhak untuk memaksa dan aku tidak membenci mereka. Aku hanya yakin, suatu saat nanti, mereka pasti akan berubah.
19 tahun yang lalu, ...
Kamilaku gesit dan lincah. Dia sekarang sedang senang berlari-lari, melompat-lompat atau meloncat dari meja ke kursi lalu dari kursi ke lantai kemudian berteriak “Horeee, Iya bisa terbang”. Begitulah dia memanggil namanya sendiri, Iya. Kembang senyumnya selalu merekah seperti mawar di pot halaman rumah. Dan Kania tak jarang berteriak, “Iya sayaaang,” jika sudah terdengar suara “Prang”. Itu artinya, ada yang pecah, bisa vas bunga, gelas, piring, atau meja kaca. Terakhir cermin rias ibunya yang pecah. Waktu dia melompat dari tempat tidur ke lantai, boneka kayu yang dipegangnya terpental. Dan dia cuma bilang “Kenapa semua kaca di rumah ini selalu pecah, Ma?”
18 tahun yang lalu, ....
Hari ini Kamila ulang tahun. Aku sengaja pulang lebih awal dari pekerjaanku agar bisa membeli hadiah dulu. Kemarin lalu dia merengek minta dibelikan bola. Kania tak membelikannya karena tak mau anaknya jadi tomboy apalagi jadi pemain bola seperti yang sering diucapkannya. “Nanti kalau sudah besar, Iya mau jadi pemain bola!” tapi aku tidak suka dia menangis terus minta bola, makanya kubelikan ia sebuah bola. Paling tidak aku bisa punya lawan main setiap sabtu sore. Dan seperti yang sudah kuduga, dia bersorak kegirangan waktu kutunjukkan bola itu. “Horee, Iya jadi pemain bola.”
17 Tahun yang lalu, ...
Iya, Iya. Bapak kan sudah bilang jangan main bola di jalan. Mainnya di rumah aja. Coba kalau ia nurut, Bapak kan tidak akan seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana Kania bisa tidak tahu Iya menyembunyikan bola di tas sekolahnya. Yang aku tahu, hari itu hari sabtu dan aku akan menjemputnya dari sekolah. Kulihat anakku sedang asyik menendang bola sepanjang jalan pulang dari sekolah dan ia semakin ketengah jalan. Aku berlari menghampirinya, rasa khawatirku mengalahkan kehati-hatianku dan “Iyaaaa”. Sebuah truk pasir telak menghantam tubuhku, lindasan ban besarnya berhenti di atas dua kakiku. Waktu aku sadar, dua kakiku sudah diamputasi. Ya Tuhan, bagaimana ini. Bayang-bayang kelam menyelimuti pikiranku, tanpa kaki, bagaimana aku bekerja sementara pekerjaanku mengantar barang dari perusahaan ke rumah konsumen. Kulihat Kania menangis sedih, bibir cuma berkata “Coba kalau kamu tak belikan ia bola!”
15 tahun yang lalu, ...
Perekonomianku morat marit setelah kecelakaan. Uang pesangon habis untuk ke rumah sakit dan uang tabungan menguap jadi asap dapur. Kania mulai banyak mengeluh dan Iya mulai banyak dibentak. Aku hanya bisa membelainya. Dan bilang kalau Mamanya sedang sakit kepala makanya cepat marah. Perabotan rumah yang bisa dijual sudah habis. Dan aku tak bisa berkata apa-apa waktu Kania hendak mencari ke luar negeri. Dia ingin penghasilan yang lebih besar untuk mencukupi kebutuhan Kamila. Diizinkan atau tidak diizinkan dia akan tetap pergi. Begitu katanya. Dan akhirnya dia memang pergi ke Malaysia.
13 tahun yang lalu,
Setahun sejak kepergian Kania, keuangan rumahku sedikit membaik tapi itu hanya setahun. Setelah itu tak terdengar kabar lagi. Aku harus mempersiapkan uang untuk Kamila masuk SMP. Anakku memang pintar dia loncat satu tahun di SD-nya. Dengan segala keprihatinan kupaksakan agar Kamila bisa melanjutkan sekolah. aku bekerja serabutan, mengerjakan pekerjaan yang bisa kukerjakan dengan dua tanganku. Aku miris, menghadapi kenyataan. Menyaksikan anakku yang tumbuh remaja dan aku tahu dia ingin menikmati dunianya. Tapi keadaanku mengurungnya dalam segala kekurangan. Tapi aku harus kuat. Aku harus tabah untuk mengajari Kamila hidup tegar.
10 tahun yang lalu, ...
Aku sedih, semua tetangga sering mengejek kecacatanku. Dan Kamila hanya sanggup berlari ke dalam rumah lalu sembunyi di dalam kamar. Dia sering jadi bulan-bulanan hinaan teman sebayanya. Anakku cantik, seperti ibunya. “Biar cantik kalo kere ya kelaut aje.” Mungkin itu kata-kata yang sering kudengar.
Tapi anakku memang sabar dia tidak marah walau tak urung menangis juga. “Sabar ya, Nak!” hiburku. “Pak, Iya pake jilbab aja ya, biar tidak diganggu!” pintanya padaku. Dan aku menangis. Anakku maafkan bapakmu, hanya itu suara yang sanggup kupendam dalam hatiku. Sejak hari itu, anakku tak pernah lepas dari kerudungnya. Dan aku bahagia. Anakku, ternyata kamu sudah semakin dewasa. Dia selalu tersenyum padaku. Dia tidak pernah menunjukkan kekecewaannya padaku karena sekolahnya hanya terlambat di bangku SMP.
7 tahun yang lalu, ...
Aku merenung seharian. Ingatanku tentang Kania, istriku, kembali menemui pikiranku. Sudah bertahun-tahun tak kudengar kabarnya. Aku tak mungkin bohong pada diriku sendiri, jika aku masih menyimpan rindu untuknya. Dan itu pula yang membuat aku takut. Semalam Kamila bilang dia ingin menjadi TKI ke Malaysia. Sulit baginya mencari pekerjaan di sini yang cuma lulusan SMP.
Haruskah aku melepasnya karena alasan ekonomi. Dia bilang aku sudah tua, tenagaku mulai habis dan dia ingin agar aku beristirahat. Dia berjanji akan rajin mengirimi aku uang dan menabung untuk modal. Setelah itu dia akan pulang, menemaniku kembali dan membuka usaha kecil-kecilan. Seperti waktu lalu, kali ini pun aku tak kuasa untuk menghalanginya. Aku hanya berdoa agar Kamilaku baik-baik saja.
4 tahun lalu, ...
Kamila tak pernah telat mengirimi aku uang. Hampir tiga tahun dia di sana. Dia bekerja sebagai seorang pelayan di rumah seorang nyonya. Tapi Kamila tidak suka dengan laki-laki yang disebutnya datuk. Matanya tak pernah siratkan sinar baik. Dia juga dikenal suka perempuan. Dan nyonya itu adalah istri mudanya yang keempat. Dia bilang dia sudah ingin pulang. Karena akhir-akhir ini dia sering diganggu. Lebaran tahun ini dia akan berhenti bekerja. Itu yang kubaca dari suratnya. Aku senang mengetahui itu dan selalu menunggu hingga masa itu tiba. Kamila bilang, aku jangan pernah lupa salat dan kalau kondisiku sedang baik usahakan untuk salat tahajjud. Tak perlu memaksakan untuk puasa sunnah yang pasti setiap bulan Ramadhan aku harus berusaha sebisa mungkin untuk kuat hingga beduk manghrib berbunyi. Kini anakku lebih pandai menasihati daripada aku. Dan aku bangga.
3 tahun 6 bulan yang lalu, ..
Inikah badai? Aku mendapat surat dari kepolisian pemerintahan Malaysia, kabarnya anakku ditahan. Dan dia diancam hukuman mati, karena dia terbukti membunuh suami majikannya. Sesak dadaku mendapat kabar ini. Aku menangis, aku tak percaya. Kamilaku yang lemah lembut tak mungkin membunuh. Lagipula kenapa dia harus membunuh. Aku meminta bantuan hukum dari Indonesia untuk menyelamatkan anakku dari maut. Hampir setahun aku gelisah menunggu kasus anakku selesai. Tenaga tuaku terkuras dan airmataku habis. Aku hanya bisa memohon agar anakku tidak dihukum mati andai dia memang bersalah.
2 tahun 6 bulan yang lalu, ...
Akhirnya putusan itu jatuh juga, anakku terbukti bersalah. Dan dia harus menjalani hukuman gantung sebagai balasannya. Aku tidak bisa apa-apa selain menangis sejadinya. Andai aku tak izinkan dia pergi apakah nasibnya tak akan seburuk ini? Andai aku tak belikan ia bola apakah keadaanku pasti lebih baik?
Aku kini benar-benar sendiri. Wahai Allah kuatkan aku. Atas permintaan anakku aku dijemput terbang ke Malaysia. Anakku ingin aku ada di sisinya disaat terakhirnya. Lihatlah, dia kurus sekali. Dua matanya sembab dan bengkak. Ingin rasanya aku berlari tapi apa daya kakiku tak ada. Aku masuk ke dalam ruangan pertemuan itu, dia berhambur ke arahku, memelukku erat, seakan tak ingin melepaskan aku. “Bapak, Iya Takut!” aku memeluknya lebih erat lagi. Andai bisa ditukar, aku ingin menggantikannya. “Kenapa, Ya, kenapa kamu membunuhnya sayang?” “Lelaki tua itu ingin Iya tidur dengannya, Pak. Iya tidak mau. Iya dipukulnya. Iya takut, Iya dorong dan dia jatuh dari jendela kamar. Dan dia mati. Iya tidak salah kan, Pak!” Aku perih mendengar itu. Aku iba dengan nasib anakku. Masa mudanya hilang begitu saja. Tapi aku bisa apa, istri keempat lelaki tua itu menuntut agar anakku dihukum mati. Dia kaya dan lelaki itu juga orang terhormat. Aku sudah berusaha untuk memohon keringanan bagi anakku, tapi menemuiku pun ia tidak mau. Sia-sia aku tinggal di Malaysia selama enam bulan untuk memohon hukuman pada wanita itu.
2 tahun yang lalu, ....
Hari ini, anakku akan dihukum gantung. Dan wanita itu akan hadir melihatnya. Aku mendengar dari petugas jika dia sudah datang dan ada di belakangku. Tapi aku tak ingin melihatnya. Aku melihat isyarat tangan dari hakim di sana. Petugas itu membuka papan yang diinjak anakku. Dan ‘blass” Kamilaku kini tergantung. Aku tak bisa lagi menangis. Setelah yakin sudah mati, jenazah anakku diturunkan mereka, aku mendengar langkah kaki menuju jenazah anakku. Dia menyibak kain penutupnya dan tersenyum sini. Aku mendongakkan kepalaku, dan dengan mataku yang samar oleh air mata aku melihat garis wajah yang kukenal.
“Kania?”
“Mas Har, kau … !”
“Kau … kau bunuh anakmu sendiri, Kania!”
“Iya? Dia..dia . Iya?” serunya getir menunjuk jenazah anakku.
“Ya, dia Iya kita. Iya yang ingin jadi pemain bola jika sudah besar.”
“Tidak … tidaaak … ” Kania berlari ke arah jenazah anakku.
Diguncang tubuh kaku itu sambil menjerit histeris. Seorang petugas menghampiri Kania dan memberikan secarik kertas yang tergenggam di tangannya waktu dia diturunkan dari tiang gantungan. Bunyinya “Terima kasih Mama.” Aku baru sadar, kalau dari dulu Kamila sudah tahu wanita itu ibunya.
Setahun lalu, ...
Sejak saat itu istriku gila. Tapi apakah dia masih istriku. Yang aku tahu, aku belum pernah menceraikannya. Terakhir kudengar kabarnya dia mati bunuh diri. Dia ingin dikuburkan di samping kuburan anakku, Kamila. Kata pembantu yang mengantarkan jenazahnya padaku, dia sering berteriak, “Iya sayaaang, apalagi yang pecah, Nak.” Kamu tahu Kania, kali ini yang pecah adalah hatiku. Mungkin orang tua kita memang benar, tak seharusnya kita menikah. Agar tak ada kesengsaraan untuk Kamila anak kita. Benarkah begitu Iya sayang?
KHAS UNTUK SAHABAT :)
Alangkah indahnya jika aku dapat kembali ke masa lalu,
mengulangi kenangan suka dan duka bersama temanku,
alangkah indahnya jika aku dapat berhentikan waktu itu,
di mana aku masih bergelar remaja hingusan,
yang masih kurang mengerti erti dewasa,
dan aku bebas melangkah bersama teman-temanku,
mencari bahan untuk rujukan,
mencari hiburan di tengah kota,
mahupun mencari kedamaian yg menceriakan,
itu semua terlalu indah untuk ku langkaui,
itu semua terlalu perit untuk ku tinggali,
kerana aku banyak belajar mengenai kehidupan di sana,
meski ada duka yang menghampiri,
tapi demi janji ukhwah ynag telah terpatri,
kami tabah mempertahankan ukhwah ini,
meski kita telah terpisah jauh,
dan masa kita telah pun berlalu,
namun yakinlah sahabat,
kenangan-kenangan yang telah terpatri di hati kita,
suka mahupun duka,
tidak akan terhakis oleh usia kita yang semakin meninggali kenangan kita..
kerana kita tahu,
dari sini lah kita mngenal erti persahabatan,kehidupan dan perjuangan..
Sunday, April 24, 2011
Walau marah macam mana kita dekat seseorang itu, kita jangan pernah melupakan 2 kata ajaib iaitu “terima kasih” dan “maaf“. Mungkin bagi kalian perkataan ini tidak membawa maksud apa-apa, tapi tahukah kalian bahawa hanya dengan meminta maaf kepada perempuan dengan iklas dapat membantu memanjangkan usianya.
Mengucapkan ‘maaf’ mungkin sangat susah dilafaskan kebanyakkan orang terutama lelaki. Akan tetapi, kajian ilmuwan dari Massachusetts University membuktikan, meminta maaf yang ditujukan pada seorang perempuan boleh meningkatkan kesihatannya terutama jantung.
Perempuan yang mempunyai sifat kelakuan kasar atau menyakitkan dari orang lain boleh menyebabkan peningkatan tekanan darah yang dapat memacu risiko serangan jantung atau stroke. Namun ketika mendengarkan kata ‘maaf‘ dapat menurunkan tekanan darahnya dan secara automatiknya dapat kembali normal sekitar 20% lebih cepat.
Sebaliknya tekanan darah laki-laki akan 20% lebih lama untuk pulih setelah mendengar permintaan maaf kerana mendapat perlakuan tak tenang. Hal ini menunjukkan seseorang lelaki cenderung bekerja lebih keras setelah mendengar pengakuan bersalah.
Kajian ini dilakukan ilmuwan di University of Massachusetts Medical School di Worcester, AS. Kajian mengukur tekanan di astolik dari 29 orang lelaki dan 59 perempuan.
Tekanan darah yang diukur dalam kajian ini adalah tekanan darah di astolik, iaitu tekanan dalam darah antara detik jantung atau tekanan dalam arteri-arteri ketika jantung istirehat setelah penat 'bekerja'. Jika tekanan terlalu tinggi, ia dapat meningkatkan kemungkinan stroke atau serangan jantung pada orang tersebut.
Jadi,sayangilah pasangan kalian.Jangan lupa berterima kasih dan meminta maaf.
Sila share dengan sesiapa yang kalian suka...
Salam Ukhuwah..~
Tuesday, April 19, 2011
EXAM WEEK !
ALLESYA ZURIN BT ABDUL HAMID
2010618788
Dip TOURISM MANAGEMENT
SEMESTER 2
EXAM OHHH EXAM <3
20th April 2011
paper MGT 162
2.15 - 5.15 pm
21st April 2011
paper HTT 167
2.15 - 5.15 pm
23rd April 2011
paper CTU 151
9.00 - 11.00 am
25th April 2011
paper BEL 260
2.15 - 5.15 pm
28th April 2011
paper MAT 112
2.15 - 5.15 pm
29th April 2011
paper HTT 160
8.30 - 11.30 am
* 3Oth balik KAJANG !! Hooorayyyyy !
Friday, April 15, 2011
Untukmu Sahabat...
Ingatlah sahabat…
Bunga itu menguntum indah,
Menyeri dan mekar memerah,
Dipuji dengan berbagai-bagai madah,
Esoknya bunga itu gugur ke tanah,
Serpih demi serpih ia punah,
Tanpa daun dan kelopaknya musnah.
Bunga itu menguntum indah,
Menyeri dan mekar memerah,
Dipuji dengan berbagai-bagai madah,
Esoknya bunga itu gugur ke tanah,
Serpih demi serpih ia punah,
Tanpa daun dan kelopaknya musnah.
Sahabatku…
Engkau bukan layu seperti bunga,
Dan aku bukan kumbang yang akan mengambil madunya,
Lambang bunga lambang sementara cuma,
Tetapi perjuangan kita tiada penghujungnya,
Daerah kita bukan daerah cinta,
Bukan masanya untuk memujuk kasih asmara,
Tiada senda gurau memanjang yang meleka,
Kerana kita dalam memperjuangkan agama.
Engkau bukan layu seperti bunga,
Dan aku bukan kumbang yang akan mengambil madunya,
Lambang bunga lambang sementara cuma,
Tetapi perjuangan kita tiada penghujungnya,
Daerah kita bukan daerah cinta,
Bukan masanya untuk memujuk kasih asmara,
Tiada senda gurau memanjang yang meleka,
Kerana kita dalam memperjuangkan agama.
Sahabatku..
Disini uda dan dara telah berkubur,
Kita bina atasnya jihad yang subur.
Disini uda dan dara telah berkubur,
Kita bina atasnya jihad yang subur.
Ingatlah sahabat…
Bumi kita bumi yang payah,
Penuh peluh, air mata dan mungkin darah,
Bila kita jejak tapaknya perlu punyai wadah,
Ikuti dibelakang ulama’ supaya tak goyah,
Bila dikatakan pada mu: Perjuangan itu amat susah,
Kau katakanlah kembali: Aku mengharap hanya keredhaan dari Allah.
Bumi kita bumi yang payah,
Penuh peluh, air mata dan mungkin darah,
Bila kita jejak tapaknya perlu punyai wadah,
Ikuti dibelakang ulama’ supaya tak goyah,
Bila dikatakan pada mu: Perjuangan itu amat susah,
Kau katakanlah kembali: Aku mengharap hanya keredhaan dari Allah.
Sahabatku…
Semalam telah layu sekuntum bunga,
Telah gugur dari jambangannya,
Tetapi itu bukan perjuangan kita,
Bukanlah itu sebagai lambangnya,
Mulut telah kaku untuk bertanya,
Hati malu untuk memikirkannya,
Tidak seperti dahulunya,
Kita kuat berhujah dan bersuara.
Semalam telah layu sekuntum bunga,
Telah gugur dari jambangannya,
Tetapi itu bukan perjuangan kita,
Bukanlah itu sebagai lambangnya,
Mulut telah kaku untuk bertanya,
Hati malu untuk memikirkannya,
Tidak seperti dahulunya,
Kita kuat berhujah dan bersuara.
Ingatlah sahabatku..
Kerana dulu dan kini kita tetap seorang mujahid,
Yang merindukan dan memburu syahid,
Maaf kiranya tuturku yang pahit.
Kerana dulu dan kini kita tetap seorang mujahid,
Yang merindukan dan memburu syahid,
Maaf kiranya tuturku yang pahit.
Senyumlah sahabat..
Senyumlah dan serilah wajah,
Walau pudar dan hambar datang tak sudah,
Belajarlah menjadi seorang mujahid dan mujahidah,
Doaku agar kita berani seperti Hamzah,
Malah punyai semangat seperti Sumaiyah.
Senyumlah dan serilah wajah,
Walau pudar dan hambar datang tak sudah,
Belajarlah menjadi seorang mujahid dan mujahidah,
Doaku agar kita berani seperti Hamzah,
Malah punyai semangat seperti Sumaiyah.
______________
Jadilah sahabat yang baik…
Memang sudah menjadi fitrah semulajadi manusia ingin berkawan dan bersahabat.
Sahabat sejati ialah yang sentiasa bantu membantu dalam mengerjakan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Memang sudah menjadi fitrah semulajadi manusia ingin berkawan dan bersahabat.
Sahabat sejati ialah yang sentiasa bantu membantu dalam mengerjakan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Binalah nilai seorg sahabat yg baik..
Thursday, April 14, 2011
SAHABAT-Aizat !
Sahabat…mengapa kau pergi
Tinggal aku sendiri
Kau tahu ku tak sanggup
Sahabat…ingat lah kau slalu
Jadi yang terbaik
Walau kau tak disini lagi
Sahabat…aku rindu padamu
Datang walau sesaat
Ku ingin kan kau hadir
Chorus:
Aku disini dan menunggu
Diam tanpa dirimu
Kau tahu ku tak bisa
Beranjak terbang dan melayang
tanpa diri mu ku tak bisa dan kembalilah
Tinggal aku sendiri
Kau tahu ku tak sanggup
Sahabat…ingat lah kau slalu
Jadi yang terbaik
Walau kau tak disini lagi
Sahabat…aku rindu padamu
Datang walau sesaat
Ku ingin kan kau hadir
Chorus:
Aku disini dan menunggu
Diam tanpa dirimu
Kau tahu ku tak bisa
Beranjak terbang dan melayang
tanpa diri mu ku tak bisa dan kembalilah
Kawan atau Lawan ??
Ya Allah aq inginkan sahabat yg sejati dan setia untuk tmpat menumpang kasih dan meluahkan perasaan,
tp yg aq dpt hnya manusia yg menjadi dalang dan seumpama lalang apabila sudah kenyang dengan dosa dan fitnah akan layu umpama tidak bermakna lagi..!!
sahabat kah itu??
tahap kesabaran orang ada batasnya..
aq x twu adakah kawan sebegini tidak merasa sedih apabila melihat rakannya bertelagah??
sanggup mengkucar-kacirkan rakan-rakannya sendiri..
memang aq tidak sebaik sahabat yang kamu cari, aq tidaklah sebaik mane...!!!
tp engtlah wahai kawan kuwh hdp ini umpama roda, kadang2 kita diatas dan kadang2 kita dibwh,
sekali kita mengata atau mengumpat pasal orang sepuluh kali tuhan membalsnya..
kita xakan terlepas dengan alasan dosa yang kita penah buat...
Tuesday, April 12, 2011
SEDANGKAN DIRIKU HANYA INSAN BIASA..
Bukan ak sengaja mempermainkan perasaan kau yang begitu mencintai aku...Bukan sengaja aku mahu melukakan hati mu yang begitu menyayangiku kasih... Tapi mungkin cinta kita tidak kesampaian walaupun kita berusaha untuk mempertahankannya... Cintalah pada yang berhak menerima cintamu kasih... Cintailah pada Allah yang sentiasa menjadi teman hidupmu.. Bukan nya diri aku yang sudah jelas begitu banyak kekurangan... Kekurangan aku yang tidak dapat memberi kebahagiaan pada dirimu... Biarlah kau membenci aku hingga ke akhir hayat kau... Biarlah kau memarahi aku... Aku tahu kelukaan hati kau yang kau tanggung... Yang pasti aku tidak ada niat untuk melakukan semua ni pada dirimu... Tidak aku duga semua ni akan berlaku... Mungkin cinta kita hanya satu persinggahan... Aku hanya mampu berharap dan berdoa pada Allah semoga kau menemui cinta yang sejati... Dan yang pasti bukan cinta aku lagi...Cintailah diri-Nya...
Friday, April 8, 2011
this is my family, i love them so so much!
i love my dad, my mum and my beloved sisters <3
even sekarang saya berjauhan dengan diorang sume, berkorban kan.
but now i'm use to it , even sometimes i miss them even moreeee !!
HAHAHAHA.
ape nk buat kan ? student babe , kene laa ikod life student :)
KAN KAN KAN ?
but anyway, i LOVE you all !!!PLKN forever in my heart !
wahai kawan kawan ku eyna , fara , faz , fifie dan dyah . sumpah aku rindu korang sangat sangat . bila lahh kita dpt jmpe lagi kan ? i really miss our time together ! uwaaaaaaaa ! our sweet memories , i wont forget ! when it seems we will get together again ?? although only three months together, but it was enough for me to know you all . we can be a very close friends , very close ! wake up together, bath together, do activities together, talking until late at night, cursing, slept together and many more . teringat masa kita pergi bilik medic , nak jmpe dgn doktor hensem , kn2 ? heeee . rindu nyer ! although at first we always complaining why can't we hold our own handphone , but after a while we was use to it :) is that rite ??? you miss it ? at the end of the week , we slept until noon . hahaha ! best kan kan ?? you are all close to the scandal there, but I do not . HAHAHA kan kan ?? all have a new partner there , but i dont have anyone :)
*anyway , janji kita takkan lupe antara satu sama lain . insyaAllah , lepas aku grade n dpt diploma , aku try dtg sarawak , ok ?? sayang korang semua . aku dtg bwak fara ngan dyah ! :)
Thursday, April 7, 2011
FIND HIM !
Find a guy who calls you beautiful instead of hot, who calls you back when you hang up on him, who will lie under the stars and listen to your heartbeat, or will stay awake just to watch you sleep. Wait for the boy who kisses your forehead, who wants to show you off to the world when you are in sweats, who holds your hand in front of his friends, who thinks you’re just as pretty without makeup on. One who is constantly reminding you of how much he cares and how lucky he is to have you. The one who turns to his friends and says, ‘that’s her.
Still searching…
Saturday, April 2, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)